Setengah Memori

Beberapa hari lalu, hape yang sudah kupakai selama kurang lebih 6 tahun tiba-tiba bergeming. Tak ada angin, tak ada hujan, hape tiba-tiba mati tanpa tanda-tanda apapun. Bodi mulus dengan sedikit retakan di bagian layar, ternyata katanya IC rusak tak tertolong. Sudah ikhtiar ke tiga counter servis hape, semuanya menyerah. Satu di antaranya bahkan langsung angkat tangan sejak pertama kali melihat. Sepertinya dia sudah sangat expert dan paham kerusakan barang hanya dari sekali lihat.

Secara materi, jelas aku sedih karena itu adalah hape satu-satunya yang biasa kupakai. Tak hanya itu, ini adalah hape pertama yang kubeli dengan menggunakan uang sendiri. Biasanya, aku hanya menggunakan hape “warisan” yang sebelumnya dipakai papa. Tapi, ini adalah hape yang kupilih dan kubeli dengan menggunakan hasil keringatku sendiri. Hape Oppo F5 yang waktu itu harganya sekitar 3,9 juta. Nominal yang menurutku, pekerja dengan gaji di bawah UMR, cukup mahal.

Secara mental, aku juga sedih karena banyak sekali kenangan bersamanya. Banyak memori, foto, video, obrolan, bahkan file penting yang tersimpan. Semua kenangan masa kuliah dan kerja di Jakarta pun ada di sana karena Qadarullah sempat di-back up dan ditransfer dari hape sebelumnya. Kenangan masa-masa suka ngebolang, perjuangan nikah, pascanikah, healing, semuanya juga ada di sana. Mungkin hape itu bak salinan otakku yang dangkal ini.

Salah satu yang sempat membuatku bingung adalah email. Ya, emailku ternyata tanpa kusadari mengaktifkan 2 step verification ke hape Oppo-ku yang rusak dan nomor teleponku yang sudah hangus. Kurang lebih selama 5 hari aku berkutat dengan masalah ini. Bayangkan, semua file dan akun menggunakan email ini. Mulai dari akun semua medsos, bisnis, wordpress, web organisasi profesi, termasuk juga kerjaan. Alhamdulillah, setelah ikhtiar dengan sabar akhirnya Google percaya juga akulah pemilik email ini. Aku pun bisa masuk ke emailku lagi.

Berhasil masuk ke email, aku pun mengecek google drive. Siapa tahu masih ada file-file yang bisa diselamatkan. Sedih, ternyata tidak semua file otomatis ter-back up di google drive. Hanya sebagian yang tersimpan dan terbagikan oleh beberapa orang. Raib. Semua foto, video, dan file di dalam Gallery hilang tak bersisa. Alhamdulillah-nya, sebagian file di WhatsApp masih bisa dikembalikan. Notes berisi catatan dan tulisan penting juga masih terkoneksi ke email dan berhasil dipulihkan. Meskipun tak sempurna, setidaknya ada kepingan memori yang masih bisa diselamatkan.

Pada akhirnya, aku pun mencoba ikhlas melepaskan semuanya. Mungkin sudah saatnya aku melupakan kenangan-kenagan pahit dan menggantinya ke yang lebih baik. Pun dengan kenangan indah, mungkin Allah akan gantikan ke yang jauh lebih indah lagi.

Namun, ada satu hal yang sampai sekarang masih membuatku kecewa. Ada satu buah file berisikan tulisan-tulisanku yang kubuat di dalam aplikasi WPS. Jumlahnya mungkin sudah lebih dari 100 halaman. Dan file itu sama sekali tidak bisa dipulihkan karena tersimpan di memory phone T_T

Padahal, itu adalah tulisan yang sudah kubuat sejak lama. Sebagian bahkan perlu riset dan pengamatan kecil-kecilan. Sebagian dibuat dengan hati, sebagian dengan teori. Mungkin hanya setengahnya saja yang masih bisa diselamatkan karena dulu sempat dikirim ke email. Namun sisanya, hilang… Dan akhirnya, untuk sekadar menulis ulang, aku seakan sudah kehabisan tenaga. Rasanya kata-kata yang tersusun tak bisa lagi sesempurna dahulu. Hiks.

Maka, ikhlaskan sajalah. Biarlah yang pergi tetap pergi. Aku tak punya daya dan upaya untuk menghalangi. Tulisan ini dibuat semata hanya sebagai pengingat dan penghibur diri. Betapa setengah memoriku hilang, namun histori tetap abadi di dalam hati.

Maka dari sini aku sadar, ternyata back up data itu perlu dan sangat penting. Kenangan manis akan indah saat diputar kembali. Kenangan buruk akan menjadi bukti dan bahan evaluasi. Semoga kejadian serupa tak akan pernah terulang kembali. Btw, sekarang aku jadi cukup protektif dengan hape yang sekarang kumiliki. Semoga masih terhitung sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah.

Ya, karena satu-satunya hal yang tersisa kala sesuatu pergi adalah kenangan itu sendiri.

.

estEtika

Author: estEtika

A secret makes a woman woman

Leave a comment